Coretanku: gelap dalam pagi

merupakan sebuah ungkapan yang tak pernah diharapkan tentang penantian di ujung senja.

SESAL TANPA ARTI

Adalah penyesalan seorang kekasih atas apa yang telah ia goreskan di masa lalu, dan ingin memperbaikinya, namun itu semua hanyalah sebatas masa lalu yang tak akan pernah bisa mengubah segalanya.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

KANDAR DOSANTOS

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 03 Desember 2012

coretanku: sebatas masa lalu

 SEBATAS MASA LALU
sering kubuka kembali lembaran-lembaran kisah kita
kisah yang pernah kita tulis bersama dengan tinta-tinta cinta
pada saat itu ku tak perbah tau apa yang namanya kesedihan
kau hadirkan secercah senyum yang membuatku tak kuasa mengabaikannya

kini, air mata yang ku teteskan seiring kepergianmu tak mampu ku tahan
saat ku coba memahami arti perpisahan hanya luka dan perih yang aku temukan
ketika ku coba buka hati atas cinta yang lain
aku semakin tenggelam dalam alunan kesedihan

pernah ku coba menyatukan kembali pecahan-pecahan kisah yang telah menjadikanku terluka
namun rasamu yang tak lagi untukku membuatku tak kuasa melakukannya
bahkan sering dalam anganku mencoba menepis takdir ini
berharap ini semua hanya sebatas mimpi

Tapi, inilah kenyataannya...........
by: kanda R


Tebul timur kebun durian

Selasa, 27 November 2012

coretanku: SESAL TANPA ARTI

 selamat sore taretan,, dari pada gak ada yang mau di posting lebih baik taretan baca coretan ku yuuk...


SESAL TANPA ARTI

Saat kemarau dihati telah berlalu
Saat keguguran cinta sudah terlewati
Kini nostalgia itu terulang kembali
Kau hadir dengan sebuah penyesalan
penyesalan yang penuh dengan harapan.
Ya, kini kau kembali dengan sebuah harapan kebersamaan itu dapat terulang kembali
Ku hargai keputusanmu
Namun penyesalanmu  bagiku kini tiada arti
ketulusan cinta yang dulu kuberi telah terhapus oleh air mata.
Air mata yang begitu mahal untuk ku teteskan atas nama cinta
Air mata dimana sebuah cinta tak lagi indah
Ya.. air mata yang dulu bagimu tiada arti
Dan kau lebih memilih merajut cintamu dengan insan yang lain.
Dan apakah aku harus menyia-nyiakan juga air mata penyesalanmu ini?
 Tentu Tidak. . . .!!!!!
Bagaimana bisa aku mengabaikan sesosok cinta yang pernah memberi arti dalam hidupku
Tapi sekali lagi aku katakan, kau hanyalah sebuah masa lalu
 BY: kandar


Tebul timur kebun duren

Jumat, 23 November 2012

contoh resensi buku


TAMPIL SEHAT DAN PERCAYA DIRI

Judul: Tampil Sehat Dan Percaya Diri
Penulis: Dra. Elly farida. W
Penerbit: PKRR
Tahun: 2001
Tebal:  46 halaman
Harga: Rp. 20. 000-,

            Buku ini berjudul tampil sehat dan percaya diri yang ditulis oleh Dra. Elly farida. W. buku ini ditulis untuk remaja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya yang bertujuan untuk memberi tahukan akan pentingnya kesehatan. Karena kesehatan bagi remaja itu sangat berpengaruh besar untuk meningkatkat percaya dirinya. Dalam kehidupan sehari-hari remaja sering sibuk dengan kegiatan yang begitu padat sehingga kurang memperhatikan akan kesehatannya baik itu kesehatan mata, kulit, telinga, hidung, mulut, gigi dll. Di dalam buku di jelaskan secara rinci bagai mana caranya  menjaga kesehatan seluruh anggota tubuh kita mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki serta hal-hal apa saja yang harus dilakukan agar kesehatan tetap terjaga.
            Ada beberapa keunggulan didalam buku ini, salah satunya adalah buku ini dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik sehingga lebih meningkatkan minat seseorang untuk membacanya. Serta terdapat beberapa pesan-pean penting yang bertujuan untuk lebih meyakinkan pembaca akan pentingnya kesehatan seperti kalimat pada halaman  15 yaitu “ Lebih BAik Mencegah Dari PAda Mengobati”.
disamping memiliki keunggulan, namun juga terdapat kekurangan didalamnya yakni, gambar yang disajikan pada buku ini terlalu penuh warna sehingga bisa saja pembaca lebih tertarik melihat gambarnya ketimbang membacanya, Selain itu, kualitas kertas buku yang digunakan juga kurang bagus sehingga mudah cacat atau robek.


Tebul timur kebun duren

Rabu, 14 November 2012

xplorer untuk sony ericsson G700

selamat malam taretan. . malam ini saya mau ngasih aplikasi keren buat para pengguna HP sony ericsson symbian UIQ. aplikasi ini merupakan aplikasi keren. selain untuk melihat file2 yang ada di HP kita dengan cepat dengan aplikasi ini kita juga bisa menyembunyikan file. jadi jika taretan punya file pribadi yang tidak ingin di lihat oleh siapapun anda bisa menggunakan aplikasi ini. langsung aja deh... silahkan download



Tebul timur kebun duren

Selasa, 23 Oktober 2012

TEORI SOSIOLOGI SASTRA

Pendekatan sosiologi sastra yang paling banyak dilakukan saat ini menaruh perhatian yang besar terhadap aspek dokumenter sastra dan landasannya adalah gagasan bahwa sastra merupakan cermin zamannya. Dalam hal itu tugas sosiologi sastra adalah menghubungkan pengalaman tokoh-tokoh khayal dan situasi ciptaan pengarang itu dengan keadaan sejarah yang merupakan asal usulnya. Pedekatan yang dilakukan terhadap karya sastra pada dasarnya ada dua, yaitu pendekatan intrinsik dan pendekatan ekstrinsik. Unsur-unsur merupakan unsur-unsur dalam yang diangkat dari isi karya sastra, seperti tema, alur atau plot, perwatakan, gaya bahasa dan penokohan. Sedangkan unsur-unsur ekstrinsik berupa pengaruh dari luar yang terdapat dalam karya sastra itu diantaranya sosiologi, politik, filsafat, antropologi dan lain-lain. Ilmu-ilmu ini merupakan pendukung dalam pengembangan karya sastra, dengan demikian ilmu-ilmu tersebut erat hubungannya dengan karya sastra. Analisis aspek ekstrinsik karya sastra ialah analisis karya sastra itu sendiri dari segi isinya, dan sepanjang mungkin melihat kaitannya dengan kenyataan-kenyataan dari luar karya sastra itu sendiri. Pendekatan sosiologis atau pendekatan ekstrinsik biasanya mempermasalahkan sesuatu diseputar sastra dan masyarakat bersifat sempit dan eksternal. Yang dipersoalkan biasanya mengenai hubungan sastra dan situasi sosial tertentu, sistem ekonomi, sosial, adat istiadat, dan politik. Dapat dipahami bahwa bilamana seseorang ingin mengetahui keadaan sosiologis dari suatu masa karya tertentu ditulis, kita memang belum tentu dapat mengenal tata kemasyarakatan yang ada pada waktu itu, tetapi setidak-tidaknya kita dapat mengenal tema mana yang kira-kira dominan pada waktu itu melalui pendekatan sosiologis. Suatu hal yang perlu dipahami dalam melakukan pendekatan sosiologi ini adalah bahwa walaupun seorang pengarang melukiskan kondisi sosial yang berada di lingkungannya, namun ia belum tentu menyuarakan keinginan masyarakatnya. Dari arti ia tidaklah mewakili atau menyalurkan keinginan-keinginan kelompok masyarakat tertentu, yang pasti pengarang menyalurkan atau mewakili hati nuraninya sendiri, dan bila ia kebetulan mengucapkan sesuatu yang bergejolak dimasyarakat, hal ini merupakan suatu kebetulan ketajaman batinnya dapat menangkap isyarat-isyarat tersebut. Dari berbagai pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa analisis sosiologi sastra bertujuan untuk memaparkan dengan cermat fungsi dan keterkaitan antarunsur yang membangun sebuah karya sastra dari aspek kemasyarakatan pengarang, pembaca, dan gejala sosial yang ada. 2.2 Teori Pendekatan Sosiologi Sastra Menurut Ratna (2003 : 2) ada sejumlah definisi mengenai sosiologi sastra yang perlu dipertimbangkan dalam rangka menemukan objektivitas hubungan antara karya sastra dengan masyarakat, antara lain: 1. Pemahaman terhadap karya sastra dengan pertimbangan aspek kemasyarakatannya. 2. Pemahaman terhadap totalitas karya yang disertai dengan aspek kemasyarakatan yang terkandung didalamnya. 3. Pemahaman terhadap karya sastra sekaligus hubungannya dengan masyarakat yang melatar belakanginya. 4. Sosiologi sastra adalah hubungan dua arah (dialektik) antara sastra dengan masyarakat. 5. Sosiologi sastra berusaha menemukan kualitas interdependensi antara sastra dengan masyarakat. Wellek dan Warren (1956: 84, 1990: 111) membagi sosiologi sastra sebagai berikut : 1. Sosiologi pengarang, profesi pengarang, dan institusi sastra, masalah yang berkaitan disini adalah dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang sosial status pengarang, dan idiologi pengarang yang terlibat dari berbagai kegiatan pengarang diluar karya sastra, karena setiap pengarang adalah warga masyarakat, ia dapat dipelajari sebagai makhluk sosial. Biografi pengarang adalah sumber utama, tetapi studi ini juga dapat meluas ke lingkungan tempat tinggal dan berasal. Dalam hal ini, informasi tentang latar belakang keluarga, atau posisi ekonomi pengarang akan memiliki peran dalam pengungkapan masalah sosiologi pengarang (Wellek dan Warren, 1990: 112) 2. Sosiologi karya sastra yang memasalahkan karya sastra itu sendiri yang menjadi pokok penelaahannya atau apa yang tersirat dalam karya sastra dan apa yang menjadi tujuannya. Pendekatan yang umum dilakukan sosiologi ini mempelajari sastra sebagai dokumen sosial sebagai potret kenyataan sosial. (Wellek dan Warren, 1990: 122) Beranggapan dengan berdasarkan pada penelitian Thomas Warton (penyusun sejarah puisi Inggris yang pertama) bahwa sastra mempunyai kemampuan merekam ciri-ciri zamannya. Bagi Warton dan para pengikutnya sastra adalah gudang adat-istiadat, buku sumber sejarah peradaban. 3. Sosiologi sastra yang memasalahkan pembaca dan dampak sosial karya sastra, pengarang dipengaruhi dan mempengaruhi masyarakat, seni tidak hanya meniru kehidupan, tetapi juga membentuknya. Banyak orang meniru gaya hidup tokoh-tokoh dunia rekaan dan diterapkan dalam kehidupannya. Klasifikasi Wellek dan Warren sejalan dengan klasifikasi Ian Watt (dalam Damono, 1989 : 3-4) yang meliputi hal-hal berikut: 1. Konteks Sosial Pengarang Ada kaitannya dengan posisi sosial sastrawan dalam masyarakat, dan kaitannya dengan masyarakat, pembaca termasuk juga faktor-faktor sosial yang dapat mempengaruhi karya sastranya, yang terutama harus diteliti yang berkaitan dengan : 1) Bagaimana pengarang mendapat mata pencahariannya, apakah ia mendapatkan dari pengayoman masyarakat secara langsung, atau pekerjaan yang lainnya; 2) Profesionalisme dalam kepengaragannya; dan 3) Masyarakat apa yang dituju oleh pengarang. 2. Sastra Sebagai Cermin Masyarakat Maksudnya seberapa jauh sastra dapat dianggap cermin keadaan masyarakat. Pengertian “cermin” dalam hal ini masih kabur, karena itu, banyak disalah tafsirkan dan disalah gunakan. Yang harus diperhatikan dalam klasifikasi sastra sebagai cermin masyarakat adalah : 1) Sastra mungkin tidak dapat dikatakan mencerminkan masyarakat pada waktu ditulis, sebab banyak ciri-ciri masyarakat ditampilkan dalam karya itu sudah tidak berlaku lagi pada waktu ia ditulis; 2) Sifat “lain dari yang lain” seorang pengarang sering mempengaruhi pemilihan dan penampilan fakta-fakta sosial dalam karyanya; 3) Genre sastra sering merupakan sikap sosial suatu kelompok tertentu, dan bukan sikap sosial seluruh mayarakat; 4) Sastra yang berusaha untuk menampilkan keadaan masyarakat secermat-cermatnya mungkin saja tidak dapat dipercaya sebagai cermin masyarakat. Sebaliknya, sastra yang sama sekali tidak dimaksudkan untuk menggambarkan masyarakat mungkin masih dapat digunakan sebagai bahan untuk mendapatkan informasi tentang masyarakat tertentu. Dengan demikian, pandangan sosial pengarang diperhitungkan jika peneliti karya sastra sebagai cermin masyarakat. 3. Fungsi Sosial Sastra Maksudnya seberapa jauh nilai sastra berkaitan dengan nilai-nilai sosial. Dalam hubungan ini ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut: 1) Sudut pandang ekstrim kaum Romantik yang menganggap sastra sama derajatnya dengan karya pendeta atau nabi. Karena itu, sastra harus berfungsi sebagai pembaharu dan perombak; 2) Sastra sebagai penghibur saja; 3) Sastra harus mengajarkan sesuatu dengan cara menghibur. Menurut Ratna (2003: 332) ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan mengapa sastra memiliki kaitan erat dengan masyarakat dan dengan demikian harus diteliti dalam kaitannya dengan masyarakat, sebagai berikut: 1. Karya sastra ditulis oleh pengarang, diceritakan oleh tukang cerita, disalin oleh penyalin, dan ketiganya adalah anggota masyarakat. 2. Karya sastra hidup dalam masyarakat, menyerap aspek-aspek kehidupan yang terjadi dalam masyarakat yang pada gilirannya juga di fungsikan oleh masyarakat. 3. Medium karya sastra baik lisan maupun tulisan dipinjam melalui kompetensi masyarakat yang dengan sendirinya telah mengandung masalah kemasyarakatan. 4. Berbeda dengan ilmu pengetahuan, agama, adat-istiadat dan tradisi yang lain, dalam karya sastra terkandung estetik, etika, bahkan juga logika. Masyarakat jelas sangat berkepentigan terhadap ketiga aspek tersebut. 5. Sama dengan masyarakat, karya sastra adalah hakikat intersubjektivitas, masyarakat menemukan citra dirinya dalam suatu karya. Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa sosiologi sastra dapat meneliti melalui tiga perspektif. Pertama, perspektif teks sastra, artinya peneliti menganalisisnya sebagai sebuah refleksi kehidupan masyarakat dan sebaliknya. Kedua, persepektif biologis yaitu peneliti menganalisis dari sisi pengarang. Perspektif ini akan berhubungan dengan kehidupan pengarang dan latar kehidupan sosial, budayanya. Ketiga, perspektif reseptif, yaitu peneliti menganalisis penerimaan masyarakat terhadap teks sastra.